Senin, 05 Desember 2011

filsafat [tugas]

GABRIEL MARCEL
(1889-1973)


Oleh
Rausyan Fikri
15511914
1PA05

Universitas Gunadarma
2011
1.      Riwayat Hidup Singkat

Hasil dari pencarian data tentang Gabriel Marcel, saya menemukan informasi dimulai dari Gabriel Marcel dilahirkan pada tahun 1889 di Paris. Ayah dari Gabriel Marcel sendiri adalah seorang khatolik dan ibunya keturunan yahudi. Kehidupan Gabriel Marcel saat kecil adalah tidak bahagia karena ibunya meninggal lalu ayahnya menikah lagi. Hidayah datang ketika Gabriel Marcel berkunjung ke Jerman dan Italia Gabriel Marcel lebih berfikir untuk terbuka sejak pertama menjadi filsuf.
Pada umurnya yang ke 20  tahun Gabriel Marcel telah mendapatkan gelar sarjana filsafat di Universitas Sorbone. Pada tahun 1919 ia menikahi Jacqueline Boegner, kemenakan pendeta Boegner yang terkenal sebagai tokoh gerakan Oikumene. Melalui pencarian yang panjang, akhirnya Marcel masuk Katolik pada tahun 1929 . Di sini dia bertemu dengan penulis drama bernama Francois Mauriac. Mungkin hal inilah yang menyebabkan Marcel menolak sistematisasi dalam karya- karyanya. Akhirnya Gabriel Marcel menjadi seorang filsuf dari Perancis bahkan Gabriel Marcel merupakan salah satu filsuf fenomenologi dan eksistensialis yang berpengaruh besar di Perancis.
Gabriel marcel meninggal dunia pada tahun 1973. Pada umur ke 84 tahun. Penyebab Gabriel Marcel meninggal belum saya ketahui. Kemungkinan meninggal karena usia lanjut.

2.      karya karya 

Gabriel Marcel mempunyai banyak buku namun dari semua buku yang dibuat oleh Gabriel Marcel ada tiga yang sangat bagus yaitu

1.      1927 - Journal Metaphysique - Buku harian metafisis
2.      1935 - Etre et avoir - Ada dan mempunyai
3.      1993 - Position et Approaches concrete du mystere ontologiquo - Perumusan pendekatan- pendekatan konkret terhadap misteri

3    Pemikiran

a.      Ada dan Mempunyai
Que suis-je? “aku ini apa?” itulah pertanyaan metafisis bagi Marcel, suatu pertanyaan yang menyangkut baik “aku” maupun “ada”. Marcel juga mengungkapkan selalu adanya relasi dua kutub yaitu “qui” dan “quid” yang berarti ada subyek yang mempunyai dan ada subyek yang dipunyai. Di antara relasi relasi itu terutama tiga aspek yang menarik perhatian :
1.      Yang saya punya adalah milik saya bukan orang lain.
2.      Yang saya punya akan saya pelihara, kalau tidak relasi “mempunyai” akan lenyap. Bila milik saya hilang atau hancur, saya bukan pemilik lagi.
3.      Mempunyai berartii juga kuasa tertentu atas apa yang saya punyai.

b.      Problem dan Misteri
Problem merupakan masalah yang diajukan kepada saya dari luar. Sedangkan misteri bukanlah teka teki yang tidak diketahui, karena orang belum mempunyai yang dapat membukakannya.
c.       Tubuh sebagai Tubuhku
Gabriel Marcel kemudian berlangkah maju pada refleksi “Tubuh sebagai Tubuhku”. Baginya, refleksi Tubuh sebagai Tubuhku adalah cara yang menarik untuk dapat mengerti “Ada” dan “Mempunyai”. Aku adalah tubuhku merupakan fakta adanya Aku. Dan Aku memiliki tubuh hendak menggarisbawahi kepemilikanku atas tubuhku sendiri. Tubuhku bukan menjadi objek bagiku seperti seorang ahli yang meneliti tentang tubuhku atau tubuh orang lain. Berbeda dengan saya mempunyai anjing, yang saya temukan di jalan atau di beli di pasar. Marcel mengatakan:
Analogi kepemilikan terhadap anjing di atas berbeda dengan kepemilikanku terhadap tubuhku sendiri. Artinya, Aku memiliki tanggung jawab terhadap tubuhku untuk menjaganya. Karena itu, Aku dapat mengklaimnya sebagai milikku yang tidak dapat diganggu-gugat oleh siapapun. Namun, dalam situasi tertentu anjing yang taat terhadap diriku, juga analog dengan kesatuanku dengan tubuhku. Misalnya, dalam keadaan sakit dimana saya tidak dapat mengendalikan tubuhku, sehingga tubuhku “bukan lagi menjadi tubuhku”.
d.      Kehadiran
Hadir disini tidak berarti beraa di tempat yang sama. Kata ini tidak boleh dimengerti secara obyektid, dengan menerapkan kategori kategori ruang dan waktu. Kehadiran ini direalisasikan secara istimewa dalam cinta.
e.      Engkau Absolut
Disini marcel menggunakan kata kata “kepercayaan” dan “harapan” dalam arti filosofis. Saya “percaya“ pada “Engkau Absolut” yang merupakan dasar bagi setiap perjumpaan dengan “Engkau” yang lain. Bukan pembuktian yang menjadi dasar untuk menerima Allah, tetapi imbauan yang berasal dari “Engkau Absolut” yang dijawab dengan kepercayaan. Harapan adalah kesaksian kreatif tentang Engkau Absolut yang memegang saya dan meliputi saya, walaupun saya menghadapi banyak penderitaan dan kejahatan.



Daftar Pustaka
 
wikipedia.com
Harun Hadiwijono. 1983 . Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 174-177

1 komentar:

pratama putra r mengatakan...

Izin copy ya, bermanfaat banget ni ocan. :)

Posting Komentar